Puasa di Negeri Sakura

Selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga di bulan yang suci ini Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kemudahan kepada kita semua untuk memperbanyak ibadah kepada-Nya.
Tak terasa tahun ini adalah tahun ke lima kami berpuasa di Saga, berarti sudah lima tahun pula kami kehilangan nikmat nya puasa di tengah-tengah keluarga besar.
Puasa di negara yang bukan mayoritas muslim punya tantangan tersendiri, apalagi masyarakat Jepang sebagian besar tidak percaya pada Tuhan. Ramadhan kali ini sama dengan ramadhan sebelumnya, shokudo(kantin) kampus terbuka seperti biasa, tepat pukul 12 siang, mahasiswa sudah banyak yang antri untuk makan siang, teman lab. masih makan bento di ruangan dst. Bedanya Ramadhan kali ini jatuh pada bulan September (awal musim gugur), jadi udara sudah lumayan bersahabat berkisar 25-28 derajat celcius. Tidak bisa kami bayangkan, bagaimana ramadhan tahun depan yang jatuh pada musim panas, pasti akan terasa lebih berat. Tapi Insya Allah akan dimudahkan oleh-Nya.
Karena Saga adalah propinsi kecil di Jepang, jadi tidak bisa kita temui yang namanya mushallah apalagi masjid. Jumlah orang musilim di Saga lumayan banyak sekitar 100 orang. Untuk sholat berjamaah biasanya mahasiswa muslim, meminjam Kokusai kouryu kaikan (Tempat pertemuan International House), lumayanlah yang penting masih bisa sholat berjamaah. Bicara tentang sholat, saya langsung ingat kejadian tahun 4 tahun yll. Saat itu saya dan beberapa teman ke Karatsu (nama kota di Saga) liat festival Karatsu kunchi. Karena tidak ada tempat sholat, akhirnya kami memutuskan sholat di dalam taman yang di kelilingi pagar. Setelah selesai salam, kami pun kaget, tak terasa sudah jadi tontonan org, di sekiling pagar sudah banyak orang yang berdiri dan memandang aneh ke arah kami, ada pula yang sempat foto2. Karena belum bisa baca kanji, kami tidak tahu kalau di situ tertulis di larang masuk, akhirnya di antara kerumunan orang itu, ada petugas yang menegur, akhirnya kami pun ber - sumimasen(maaf) ria hehehehehe.....

nb: foto nyusul

Comments

hamzah said…
meski jadi tontonan, tapi sholat seperti ini punya 'kekuatan; tersendiri...aya juga pernah mengalami hal seperti ini ketika ada kunjungan ke australia....jadio tontonan....dari khustu kemudian menjadi lucu....nikmatnya...dari temanmu se 'kampung pangkep" Hamzah

Popular posts from this blog

Stobu

Huis Ten Bosch

Restoran 100 yen